Pohon sawo (Manilkara zapota), dikenal juga sebagai chico, chikoo, atau sapodilla, adalah tanaman buah tropis dari keluarga Sapotaceae yang berasal dari Amerika Tengah, khususnya Meksiko dan daerah sekitarnya. Pohon ini dapat tumbuh hingga 15–30 meter dengan batang lurus, kulit kayu cokelat abu-abu, dan tajuk bulat rimbun. Daunnya berbentuk lonjong tebal berwarna hijau tua, sementara bunganya kecil berwarna putih krem. Buah sawo berbentuk bulat hingga lonjong, kulitnya tipis berwarna cokelat, dengan daging buah lembut berwarna cokelat kemerahan yang manis, berair, dan beraroma khas.
Saat ini, sawo banyak dibudidayakan di wilayah tropis termasuk India, Filipina, Thailand, Indonesia, dan Malaysia, dengan India menjadi salah satu produsen terbesar dunia. Keistimewaan sawo dibanding buah tropis lain adalah cita rasanya yang sangat manis dan lembut, serta mengandung getah putih (lateks) pada batangnya yang secara tradisional pernah digunakan sebagai bahan dasar permen karet (chicle). Di Indonesia, sawo menjadi buah populer di pekarangan rumah maupun kebun rakyat karena perawatannya mudah dan buahnya bernilai ekonomi.




Sawo memiliki sifat alami yang sangat adaptif di iklim tropis dengan curah hujan sedang hingga tinggi. Ia dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, termasuk tanah liat dan berpasir, asalkan drainasenya baik. Pohon ini tahan terhadap kekeringan jangka pendek berkat akarnya yang dalam, sehingga dapat bertahan di musim kering tanpa banyak masalah. Buah biasanya mulai diproduksi pada usia 5–8 tahun jika ditanam dari biji, atau lebih cepat bila menggunakan bibit cangkok/okulasi.
Secara ekologis, pohon sawo berfungsi sebagai tanaman peneduh dengan tajuknya yang rimbun dan hijau sepanjang tahun. Bunganya menarik serangga penyerbuk seperti lebah, sedangkan buahnya menjadi sumber pangan bagi manusia maupun satwa pemakan buah. Dengan rasa manis, kandungan gizi tinggi, serta kemudahan budidaya, sawo merupakan salah satu tanaman buah tropis yang penting baik untuk konsumsi lokal maupun pasar komersial.