Pohon mengkudu (Morinda citrifolia), sering juga disebut pace, noni, atau bentis, adalah tanaman tropis dari keluarga Rubiaceae yang berasal dari Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik, lalu menyebar ke berbagai daerah tropis di dunia. Pohon ini berukuran sedang, dapat tumbuh setinggi 3–10 meter, dengan batang bercabang, daun lebar, tebal, dan mengilap. Bunganya berbentuk tabung kecil berwarna putih, yang kemudian berkembang menjadi buah majemuk khas berwarna hijau pucat hingga kekuningan saat matang, dengan permukaan berbintil-bintil.
Yang membedakan mengkudu dari tanaman buah tropis lain adalah aromanya yang sangat menyengat ketika matang, sehingga banyak orang kurang menyukai untuk dimakan langsung. Meski begitu, buah ini terkenal dengan kandungan fitokimia dan nutrisinya yang tinggi, terutama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan tekanan darah, hingga membantu pencernaan. Saat ini, mengkudu juga banyak diolah menjadi jus, kapsul herbal, hingga produk kesehatan.




Mengkudu adalah tanaman yang sangat adaptif dan mampu tumbuh di berbagai kondisi lingkungan. Ia bisa hidup di daerah pantai yang berpasir, tanah liat, bahkan lahan berbatu vulkanik, serta tahan terhadap kekeringan maupun genangan air sementara. Pertumbuhannya cepat dan dapat mulai berbuah dalam 1,5–2 tahun setelah ditanam, dengan produksi buah sepanjang tahun tanpa musim tertentu.
Secara ekologis, mengkudu sering ditemukan di tepi hutan, kebun, hingga pekarangan rumah, berperan sebagai tanaman penutup lahan yang membantu mencegah erosi. Buahnya dimakan oleh beberapa jenis burung dan satwa kecil, sehingga turut berkontribusi pada rantai makanan. Dengan sifatnya yang mudah tumbuh, bermanfaat secara medis dan ekonomis, pohon mengkudu menjadi salah satu tanaman tropis penting yang bernilai bagi kesehatan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan.