Pohon Kedondong

Spondias pinnata

Pohon kedondong (Spondias pinnata), yang juga dikenal sebagai kedondong hutan atau hog plum, adalah spesies pohon buah dari keluarga Anacardiaceae. Pohon ini dapat tumbuh setinggi 10–25 meter dengan batang tegak bercabang banyak. Daunnya majemuk menyirip, terdiri atas beberapa anak daun lonjong yang berwarna hijau cerah. Bunganya berwarna putih kekuningan, kecil, dan muncul dalam malai panjang. Buahnya berbentuk lonjong hingga bulat, berwarna hijau saat muda lalu menguning ketika masak, dengan daging buah yang berserat dan berasa masam segar.
 
Asal-usul pohon kedondong tersebar luas di kawasan tropis Asia, terutama di India, Myanmar, Thailand, dan Indonesia, dan sering ditemukan di hutan sekunder atau pekarangan pedesaan. Yang membedakan kedondong dari kerabat dekatnya seperti kedondong (Spondias dulcis) adalah ukuran buah yang cenderung lebih kecil, rasa asam yang lebih tajam, serta lebih umum tumbuh liar di hutan daripada dibudidayakan secara intensif. Buahnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan rujak, sambal, asinan, maupun bumbu masakan tradisional.

Nature of The Plant

Kedondong memiliki sifat alami yang mudah tumbuh di daerah tropis dengan curah hujan sedang hingga tinggi. Ia mampu beradaptasi di berbagai jenis tanah, termasuk tanah liat atau berbatu, dan umumnya tumbuh baik di daerah dataran rendah hingga ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Pertumbuhannya relatif cepat, dan pohonnya mampu memberikan keteduhan berkat tajuk yang lebat. Buah biasanya berbuah setahun sekali, tergantung musim dan kondisi iklim.
 
Secara ekologis, pohon kedondong memiliki peran penting sebagai sumber pangan bagi manusia dan satwa liar. Buahnya dikonsumsi langsung maupun diolah, sementara daun mudanya terkadang digunakan sebagai sayuran. Tajuk rimbunnya menyediakan habitat dan keteduhan, sementara sistem perakarannya yang kuat membantu mencegah erosi tanah. Dengan sifat adaptif dan nilai ekonomis pada buahnya, kedondong menjadi salah satu tanaman tropis yang penting dalam sistem pekarangan tradisional dan hutan sekunder di Asia Tenggara.