Kelapa ijo (Cocos nucifera var. viridis) adalah salah satu varietas kelapa yang populer di daerah tropis, khususnya Indonesia. Pohon ini memiliki morfologi serupa dengan kelapa biasa: batang tunggal lurus yang bisa mencapai 20–30 meter, daun majemuk menyirip panjang, dan buah bulat agak lonjong. Ciri khas yang paling mudah dikenali adalah kulit buahnya yang tetap berwarna hijau segar meskipun sudah tua atau masak. Selain itu, air kelapa ijo terkenal lebih manis, lebih segar, dan dipercaya memiliki khasiat kesehatan yang lebih tinggi dibanding varietas kelapa lain.
Perbedaan utama kelapa ijo dibanding varietas lain adalah pada kualitas air buahnya yang lebih jernih, segar, dan sering digunakan sebagai minuman kesehatan maupun pengobatan tradisional. Warna kulit buahnya juga tidak berubah kecokelatan ketika masak, berbeda dengan kelapa biasa. Dari segi ekonomi, kelapa ijo memiliki nilai jual lebih tinggi karena diminati pasar untuk konsumsi langsung. Sementara dari segi penampilan luar pohon, hampir tidak ada perbedaan signifikan dengan varietas kelapa lainnya.
Kelapa ijo memiliki sifat alami yang pada dasarnya sama dengan varietas kelapa lain. Ia tumbuh baik di tanah berpasir, tanah lempung, maupun tanah berhumus dengan pencahayaan penuh dan curah hujan yang cukup. Pohon ini juga tahan terhadap kondisi pantai dan angin laut berkat sistem perakaran serabutnya yang menyebar luas. Dalam hal adaptasi, kelapa ijo tidak jauh berbeda dengan kelapa varietas lain, sehingga budidayanya memerlukan syarat tumbuh yang sama.
Namun, yang membedakan kelapa ijo bukan pada sifat ekologisnya, melainkan pada kualitas fisiologis buahnya. Air kelapa ijo diyakini mengandung mineral, elektrolit, dan senyawa bioaktif yang lebih tinggi, sehingga lebih banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan kesehatan. Dengan kata lain, secara sifat alami pertumbuhan dan ketahanan terhadap lingkungan kelapa ijo sama dengan varietas kelapa lainnya, tetapi perbedaan utamanya terletak pada ciri buah dan kandungan airnya.
