Pohon pule (Alstonia scholaris) adalah pohon tropis dari keluarga Apocynaceae yang tersebar luas di Asia Selatan hingga Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Pohon ini dapat tumbuh mencapai 20–40 meter dengan batang lurus, kulit kayu berwarna abu-abu pucat, dan getah putih pekat (lateks) yang khas. Daunnya tersusun melingkar (whorled) di sekitar batang dengan bentuk lonjong dan ujung runcing. Bunganya kecil berwarna putih kehijauan dengan aroma khas yang muncul dalam malai. Pohon pule juga dikenal dengan nama Devil Tree atau Indian Devil Tree dalam literatur internasional.
Keistimewaan pule dibanding pohon peneduh lain adalah pertumbuhannya yang relatif cepat, batang lurus tinggi, dan tajuk yang cukup rimbun sehingga cocok ditanam di jalan raya atau taman kota sebagai penghijau. Selain itu, kulit batang dan daunnya sudah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional, antara lain sebagai penurun demam, obat malaria, dan antiinflamasi. Di Jawa, pohon ini kerap dianggap keramat karena batangnya besar dan menjulang, sehingga sering ditemukan di dekat pura, makam, atau tempat-tempat bersejarah.




Pohon pule tumbuh baik di daerah tropis dengan curah hujan tinggi, pada tanah aluvial maupun tanah gembur dengan drainase baik. Ia dapat ditemukan dari dataran rendah hingga ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut. Karena akarnya cukup kuat, pule dapat bertahan di musim kering sedang, walaupun lebih optimal di daerah lembap. Pohon ini sering ditanam di perkotaan karena tahan polusi dan mampu tumbuh tegak lurus dengan cabang yang tidak mudah patah.
Secara ekologis, pohon pule memberikan manfaat penting sebagai peneduh, penyerap polusi udara, dan habitat bagi burung serta serangga. Getahnya berperan sebagai mekanisme pertahanan alami terhadap hama. Dengan sifatnya yang kokoh dan multifungsi, pule menjadi salah satu pohon penghijau perkotaan yang sangat bernilai, sekaligus memiliki posisi penting dalam budaya dan pengobatan tradisional masyarakat Nusantara.