Kelapa Kopyor Hijau

Cocos nucifera var.makapuno

Kelapa kopyor hijau (Cocos nucifera var. makapuno) adalah salah satu varietas kelapa unik yang berasal dari mutasi genetik alami pada buah kelapa biasa. Pohonnya secara morfologi hampir sama dengan kelapa hijau, dengan batang tinggi lurus dapat mencapai 15–20 meter, daun majemuk menyirip panjang, serta buah berkulit hijau. Namun, perbedaan utama terdapat pada bagian dalam buah: daging buah kopyor bertekstur lunak, lembek, tidak menempel pada tempurung, dan berminyak, berbeda dengan kelapa normal yang keras dan padat.

Asal-usul kelapa kopyor tercatat di berbagai negara tropis penghasil kelapa, termasuk Indonesia dan Filipina, dengan Indonesia (khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur) dikenal sebagai salah satu sentra kelapa kopyor. Buah kopyor dianggap sebagai kelapa istimewa karena kelangkaannya—tidak semua pohon menghasilkan buah kopyor, bahkan dalam satu tandan biasanya hanya sebagian kecil yang mengalami mutasi. Nilai ekonominya sangat tinggi dibanding kelapa biasa, karena daging buah kopyor banyak dicari sebagai bahan olahan minuman, kue, dan makanan khas.

Nature of The Plant

Kelapa kopyor hijau memiliki sifat alami yang hampir sama dengan kelapa biasa. Pohonnya tumbuh baik di daerah tropis dengan curah hujan tinggi, tanah berpasir atau lempung dengan drainase baik, serta paparan sinar matahari penuh. Namun, sifat khasnya—yakni menghasilkan buah kopyor—bukanlah hasil dari kondisi lingkungan, melainkan akibat mutasi genetik yang memengaruhi pembentukan endosperma. Karena itu, tidak semua buah pada pohon kopyor bertekstur lembek; sebagian masih ada yang normal.

Secara ekologis, kelapa kopyor hijau tetap berperan seperti kelapa biasa: daunnya dapat dimanfaatkan untuk atap atau anyaman, batangnya untuk kayu, dan serabut buahnya untuk berbagai kebutuhan rumah tangga. Akan tetapi, nilai utamanya terletak pada buah kopyornya yang bernilai tinggi sebagai bahan pangan eksklusif. Berbeda dengan varietas kelapa lain yang lebih difokuskan pada produksi air atau santan, kelapa kopyor dihargai karena keunikannya, meski produksinya terbatas dan tidak dapat dipastikan secara alami tanpa teknik kultur embrio.